Mencoba berekreasi pada akhir minggu, bersama dengan kakak , kakak ipar serta seorang keponakan pergi ke daerah Sentul , Bogor. Kami berencana untuk mengobor , mengobor adalah mencari katak di malam hari dengan menggunakan bantuan lampu yang terbuat dari lampu mobil bekas serta bongkahan karbit sebagai bahan bakar. Kami berangkat sore menjelang malam , karena memang ingin melakukan kegiatan mengobor pada waktu pergantian malam, Pada waktu pukul 01 pagi adalah waktu yang tepat untuk melakukan pencarian katak atau kodok.
Pada pukul 10 malam , tibalah kami di rumah sederhana yang memang sengaja dibangun untuk tempat beristirahat bila akhir minggu tiba. Singkat cerita adalah kami meminjam sebuah vila yang berada di daerah Babakan Madang , Sentul, Bogor. Rencana awalnya kegiatan mengobor kami akan dipandu oleh seorang penduduk asli yang juga merupakan centeng atau penjaga vila yang bernama Anim. Selang beberapa menit sejak kami tiba, maka kakakku berinisiatif untuk menyalakan kembang api sebagai pertanda kehadiran kami , maklum seperti jaman perang , karena si centeng tidak memiliki telepon selular, dan bila kita harus pergi ke rumahnya , perjalanannya cukup jauh.
Biasanya tanda kembang api ini cukup efektif , karena selain suaranya menggelegar , kembang api yang dihasilkan juga cukup di meriah dilangit. Tetapi kali ini terlihat tidak seperti biasanya. Sang centeng belum juga hadir setelah 2 kali kembang api dinyalakan, tunggu punya tunggu , sudah setengah jam berlalu, maka saya berinisiatif untuk membuat kopi , buat berramai – ramai , karena kantuk dan bosan sudah mulai menyerang. Nah pada bagian selanjutnya cerita yang cukup seru akan dimulai.
Saya menawarkan membuat kopi kepada kakak ipar saya , dan diapun tertarik ! maka saya berjalan ke arah dapur, mencoba memasak air . Beberapa kali mencoba menyalakan kompor gas , namun sang kompor tidak juga mau menyala. Kompor sempat menyala satu kali dengan api yang sangat besar , maka saya memutuskan mematikannya kembali. Melihat kesulitan yang saya hadapi, kakak saya pun menghampiri saya di dapur , mencoba membantu dengan mengubah aturan tekanan yang ada pada regulator tabung gas, katanya , terlalu besar , maka dikecilkan. Saya pun mencoba menghidupkan kembali kompor gas tersebut . Cetak ...cetek....cetak ...cetek , kompor tak juga mau menyala. Saya tak putus asa , saya pun terus mencoba , cetak ...cetek...cetak ...cetek , kompor pun menyala, besar sekali apinya , karena ngeri , maka saya matikan kembali kompornya. Kembali mencoba menghidupkannya , cetak ...cetek ....Bummmmm ! api besar menyala pada kompor , saya pun kaget setengah mati , secara reflek saya mencoba mematikan kompor tersebut , apa daya , tombolnya sudah tak berfungsi , api tak dapat dimatikan. Saya dan kakak saya tak sempat berpikir panjang , maka kami memutuskan untuk melarikan diri ke tempat yang aman sebelum si tabung ikut meledak. Karena panik kami tak berpikir untuk mencopot regulator pada tabung gas. Hak yang merupakan usaha yang gampang untuk segera memadamkan api yang menyala.
Keponakan saya yang berada tak jauh dari lokasi dapur dan sedang memperhatikan kami , mencoba menyalakan kompor , ikutan panik melihat kompor sudah meledak dan menyala besar sekali, kami bukan peminjam villa yang tidak bertanggung jawab , maka kami pun segera mencari air , untuk mencoba memadamkan api yang menyala di kompor. Kami secara bergantian mengambil air dari kamar mandi yang berada tak jauh dari dapur , sayangnya air di kamar mandi tidaklah banyak, sebentar saja habis sudah persediaan , sementara api menyala dengan garangnya. Listrik telah dimatikan karena takut api yang merambat , dan untuk amannya sekering listrik pun diturunkan. Kami pikir selain berbahaya membiarkan listrik tetap hidup, juga karena listrik juga tidak dapat digunakan untuk menghidupkan pompa air, letak pompa air yang berada di bawah kompor , membuat pompa air tersebut kehilangan fungsi untuk memudahkan kami memperoleh air. Terlalu berbahaya medekati lokasi dekat kompor walau Cuma sekedar memasang steker atau colokan mesin air.
Dalam gelap kami terus berpikir , gimana mendapatkan air , guna memadamkan api ? Ahkk.....Ada 2 buah kolam di bawah villa . dari situ kami dapat mengambil air , walau jaraknya menurun dan lumayan jauh . tak ada cara lain , mengambil air dari kolam di bawah villa harus dilakukan. Saya beserta keponakan saya , yang bertugas menuruni tangga yang cukup licin dengan 2 buah ember di tangan untuk mengambil air di kolam. Karena lelah dan licin saya sempat satu atau dua kali terjatuh di tangga. Terpeleset karena beban berat di tangan serta tangga licin yang tak mau di ajak kompromi, Di ujung tangga sudah siap , kakak ipar saya untuk melakukan estafet , mengambil ember lalu membawanya ke dapur , di dapur kakak saya bertugas menyiramkan air dalam ember ke arah kompor , letak dapur yang berada di bawah ruang tengah memudahkan kakak saya untuk sedit berlindung di tembok , andai- andai api menyambar tabung gas dan meledak. Proses estafet pemadam kebakaran dadakan mengambil air , dan menyiram kompor , memakan waktu satu setengah jam , sampai akhirnya api padam. Gas di dalam tabung LPG 3 kg itu habis. Puji Tuhan !!! Puji Tuhan !!! Puji Tuhan !!! Sebuah pendidikan pemadam kebarakan yang diselengagarakan dan diikuti secara kilat dan sukses oleh 4 pria.
Lelah bukan kepalang , tapi lega karena kompor meledak tetapi tabung aman , rumah yang kami pinjam pun aman dari kebakaran. Hanya sebuah kompor yang rusak , dan banjir di daerah dapur yang dapat dihitung sebagai kerugian materiil. Di akhir petualangan pemadaman ini , saya melihat beberapa hal yang penting untuk menjadi pelajaran di kemudian hari :
1. Kompor gas tersebut ternyata didapat dari hadiah , dan kualitasnya tidak dapat dipertanggung jawabkan ( ingat kompor pembagian dari pemerintah , dalam rangka konversi minyak tanah ke gas , cukup memakan banyak korban ). Cek apakah barang- barang yang didapat dari hadiah itu layak pakai atau tidak !
2. Sediakan selalu tabung pemadam api di rumah , dimanapun rumah itu berada, karena bahaya kebakaran sangat tidak terduga datangnya.
3. Berhati – hati menggunakan kompor gas , bila kompor tidak menyala dalam 3 kali usaha , maka hentikan usaha tersebut, tunggu beberapa saat sampai gas yang keluar menghilang , barulah memulai untuk menyalakan lagi kompor gas tersebut . Bila tidak juga bisa menyala, segera servis kompor gas tersebut.
4. Jangan panik bila kompor gas menyala secara ganas , segera cabut regulator pada tabung gas ! Ingat ! usahakan regulator tabung gas selalu pada keadaan , mudah untuk dilepaskan, tidak berada pada posisi yang sulit.
5. Cek kompor gas dan regulator anda, jaga – jaga aja sieh ! apa semua dalam keadaan baik ?
6. Mengobor kodok ternyata bukan pekerjaan mudah.
7. Secangkir kopi memang bisa menyegarkan tubuh kita walau kopi tersebut belum sempat terseduh !
8. Terima Kasih kepada yang kuasa buat pengalaman yang tak terlupakan dan atas perlindunganNya kepada saya dan keluarga.