Powered By Blogger

Rabu, 18 Mei 2011

Josh Grobach



            Terlahir di kota kecil bukan sebuah hambatan yang berarti buat seorang Joshua . Sejak kecil Joshua sangat suka menyanyi.  Hanya butuh sekali waktu untuk mendengarkan sebuah lagu , maka dengan segera ia dapat hapal dan menyanyikan kembali lagu tersebut. Kota tempat joshua kecil tinggal mempunyai keterbatasan ragam lagu yang dapat ia pelajari, hapal dan nyanyikan. Kebanyakan lagu - lagu daerah setempat , atau lagu - lagu wajib yang diajarkan di sekolah , paling bagus yah lagu - lagu dangdut atau melayu yang dapat ia dengar melalui radio milik tetangga.
            Menjelang dewasa Joshua pun berkesempatan menempuh pendidikan yang lebih tinggi di daerah yang lebih kota dibanding tempat kelahirannya. Selain bersekolah , ia pun nongkrong di toko – toko kaset di kota itu hanya untuk mendengarkan dan menghapalkan lagu – lagu yang diputar di toko tersebut. Itung – itung belajar sambil bergoyang pikirnya. Lantas Joshua pun berpikir , ia harus bekerja untuk mendapatkan uang , guna membeli sebuah radio kecil. Radio kecil yang dapat memenuhi hobinya menyanyi. Lalu joshua pun mencoba menawarkan diri , untuk menjadi pelayan di toko – toko di sekitar pasar . Joshua hanya dapat bekerja selepas sekolah , jadi sangat sulit toko -toko di situ untuk mau menerimanya bekerja. Tetapi ada sebuah keberuntungan , toko kaset tempat joshua suka menongkrong , akhirnya iba kepadanya , dan mau menirimanya kerja paruh waktu. Joshua pun girang bukan kepalang , sekali lagi ia dapat menyelam sambil minum air, bekerja, berjoget, dapet ilmu, dapet uang, dan radio kecil yang menjadi impiannya dapat ia beli setelah dua tiga bulan ia bekerja. Tetapi joshua juga tidak melupakan sekolahnya, ia tetap rajin bersekolah, karena ia tahu bahwa orang tuanya bersusah payah mencari unag sehingga ia dapat bersekolah.
            Selang beberapa tahun ,  Joshua berhasil menamatkan sekolahnya , ia tidak dapat menlanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi , maka ia memutuskan untuk bekerja, sambil terus memperdalam ilmu menyanyinya. Joshua merupakan pegawai yang sangat rajin , maka sang majikan pun sangat senang kepadanya dan sering kali memberinya bonus. Setiap kali gajian , Joshua selalu menyisihkan uangnya untuk di tabung dan untuk ia kirimkan kepada orang tuanya di kampung. Gaji Joshua tidak banyak , yah sekitaran UMR lah , tapi ia sangat irit,  sehingga semua kebutuhannya dapat tercukupi walau gajinya sudah ia sisihkan. Joshua menabung untuk membeli peralatan musik dan sound system. Wah ...akan sangat lama kelihatannya mimpi Joshua akan menjadi nyata , karena apa yang diinginkannya bukanlah barang yang harganya murah.
            Sehabis bekerja biasanya Joshua belatih alat musik, kebetulan anak majikannya mempunyai alat – alat musik yang komplit dan anak majikannya cukup berbaik hati meminjamkan semua alat – alat tersebut untuk dipakai oleh Joshua, bahkan Joshua juga diajarkan serta dilatih menjadi mahir bermain musik.  Majikan Joshua diam – diam memperhatikan bakat Joshua, dan mengetahui bahwa Joshua sangat ingin memiliki seperangkat alat musik dan sound system . Tepat 5 tahun Joshua bekerja , karena kerajinannya maka Joshua diberi bonus , seperangkat alat musik beserta sound systemnya , memang bukan yang baru , tetapi semua adalah bekas alat musik dan sound system anak majikannya. Dan anak majikan Joshua mendapatkan semua peralatan musik yang baru dari ayahnya. Betapa bahagianya Joshua, mendapatkan bonus , seperangkat alat musik dan sound system, sebuah impi yang lama hendak ia raih. Joshua pun pamit untuk pulang ke daerahnya. Ia pun berhenti bekerja , karena hendak mengembangkan kemampuannya bermusik serta mendidik anak – anak muda di daerahnya untuk dapat bermusik juga seperti dirinya.

            Sesampainya di kampung , Joshua mulai memamerkan kemampuannya , semua sound system dan alat musik di taruhnya di dalam gerobak , dan ia bawa keliling kampung. Joshua memainkan musiknya di tengah kampung . Semua orang kampung berkerumun untuk menonton kebolehan Joshua. Walau musiknya terdengar aneh , tetap saja orang kampung enggan beranjak sebelum Joshua menyudahi aksinya. Selera musik Joshua cukup aneh, ia sangat menggemari musik seriosa. Maka ia pun selalu memainkan musik dan lagu – lagu seriosa pada aksinya. Ia ingin mengembangkan musik seriosa di kampungnya .  padahal orang – orang kampung lebih menyukai musik dangdut dan melayu. Joshua tak mudah putus asa, dia selalu keliling kampung dan memainkan musik dan lagu seriosanya. Selain itu Joshua juga mengajarkan pemuda kampung cara – cara bermain musik. Tentunya musik seriosa atau musik klasik. Karena Joshua mengagumi salah satu penyanyi seriosa internasional yang bernama Josh Groban ,serta komposer musik klasik Johan sebastian Bach maka ia menamakan dirinya Josh Grobach. Dimana dengan musik gerobak ia berusaha mengembangkan dan mempopulerkan lagu seriosa di kampung – kampung . Joshua selalu berkata orang kampung juga boleh punya selera musik, orang kampung juga boleh nyanyi seriosa. Usaha Josh Grobachtampaknya tak sia – sia , orang – orang kampung mulai menyukai pertunjukannya , Josh Grobach sekarang sudah mempunyai pemain musik tambahan , anak – anak muda kampung yang sudah dapat sedikit – sedikit memainkan musik diajaknya ikut shownya. Walau penghasilannya tak banyak hasil saweran warga kampung , tapi Josh Grobach mulai tenar ,  ada satu atau dua resepsi pernikahan di kampung yang meminta Josh Grobach untuk tampil, walau hanya sebentar. 

            Josh Gerobak mungkin aneh tapi semangatnya dan niat tulusnya tak pernah pudar!  Setiap insan mempunyai selera yang berbeda, menyukai lagu seriosa dan musik klasik adalah sebuah hak , tak perduli ia lahir di kampung atau di kota, tinggal di desa atau di kota metropolitan. Yang penting Asikkkkkk !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar